Sortasi
dan Grading pada hasil padi-padian berupa Jagung (Zea mays L.) dan beras (
Oryzae sativa L)
Abstrak
Pada
dasarnya beras dibagi menjadi dua jenis yaitu padi bulu (japonica) dan padi cere (indica).
Perbedaan antara padi bulu dan padi cere adalah padi cere gabahnya mempuyai
sekam berbulu sangat pendek atau tidak berbulu sama sekali. Sedangkan padi bulu
mempunyai sekam berbulu panjang, butir gabah agak sulit dipisah dari
tangkainya, dan hasilnya lebih rendh daripada padi cere. Namun ada salah satu
padi jenis padi bulu yang tidak berbulu yaitu padi gundil. Jenis jagung yang
ditanam di Indonesia kebanyakan merupakan hasil pemuliaan. Praktikum ini
dilakukan bertujuan agar dapat membandingkan antara beras atau jagung yang
bermutu baik dan beras yang bermutu buruk dan dapat sesuai dengan standart mutu
perdagangan. Metode yang digunakan adalah sortasi dan grading.
Keyword : Sortasi, Grading, Beras, Jagung
1. PENDAHULUAN
Sortasi
adalah pemisahan produk yang sudah bersih menjadi bermacam-macam kualitas atas
dasar sifat-sifat fisik, atau memisahkan produk antara yang baik dengan yang
jelek/rusak.
Grading
adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas .
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan
di Amerika
Serikat. Penduduk beberapa
daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan
jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga
ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung
jagung atau maizena), dan
bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung
kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang
ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Beras
adalah bagian bulir padi
(gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea'
(bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi).Pada salah
satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung
atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya.
Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam,
yang disebut beras.Beras umumnya tumbuh sebagai tanaman tahunan. Tanaman padi dapat
tumbuh hingga setinggi 1 - 1,8 m. Daunnya panjang dan ramping dengan panjang 50
- 100 cm dan lebar 2 - 2,5 cm. Beras yang dapat dimakan berukuran panjang 5 -
12 mm dan tebal 2 - 3 mm.
2. METODE PRAKTIKUM
a.
Bahan
· Beras
·
Jagung
b. Alat
·
Timbangan
·
Grain moisture tester
·
Jangka sorong
Waskom
3.
CARA KERJA
a. Siapkan
alat dan bahan
b. Lakukan
pengamatan pada :
1.
Beras
a.
Timbang beras seberat 100 gram
b.
Pisahkan beras berdasarkan ukurannya
yaitu :
1.
Beras Kepala, yaitu butir-butir beras
utuh (whole kernel) dan beras patah yang besarnya sama dengan atau lebih dari
6/10 bagian butir beras utuh. Ukur
panjang, lebar, dan ketebalannya menggunakan jangka sorong
2.
Beras Patah (broken), yaitu butir beras
patah yang mempunyai ukuran kurang dari 6/10 bagian dan minimum 2/10 bagian
butir beras utuh. Ukur panjang, lebar, dan ketebalannya menggunakan jangka
sorong.
3.
Menir, yaitu beras patah yang ukurannya
lebih kecil dari 2/10 bagian butir beras utuh yang dapat lolos dari ayakan
menir (diameter 2 mm)
4.
Butir Kapur, yaitu beras kepala (beras
patah) yang warnanya mengapur (chalky), rapuh, dan berwarna putih.
5.
Butir Kuning, yaitu butir beras utuh
(beras patah) yang warnanya kuning
6.
Butir Rusak, yaitu butir beras kepala
(beras patah) yang menjadi rusak disebabkan karena factor mekanis, fisiologis
maupun patologis.
Termasuk butir
rusak adalah: butir berbintik-bintik warna lain (putih, kuning, dan putih
mengapur) yang terdapat pada permukaan butir
7.
Butir Merah, yaitu butir beras kepala
(beras patah) yang sebagian atau seluruhnya berwarna merah karena sifat
varietas padi asalnya.
8.
Benda asing/kotoran, yaitu bagian yang
bukan termasuk dalam criteria pada point 1-7
c. Setelah terpisah-pisah
masing-masing ukuran dan criteria nya, ditimbang dan dihitung persentasenya,
Cara : misal beras kepala 45 gram,
berarti presentasinya adalah
Presentase beras kepala = Berat
beras kepala/Berat bahan contoh x 100%
= 45 gram/100 gram x 100%
= 45%
d. Ambil sampel sebanyak 10 gram, kemudian
ukur kadar airnya menggunakan grain moisture tester
e. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan
syarat mutu beras (lihat buku petunjuk praktek pengawasan mutu hasil pertanian
2 hal 5)
2.
JAGUNG
a. Timbang
jagung untuk dipipil menggunakan tangan sebanyak 1 kg. Kemudian ambil
masing-masing ½ kg jagung (2 tongkol) untuk dipipil menggunakan kayu, besi, dan
mesin.
b. Hitung
efisiensi pemipilannya dengan rumus sebagai berikut :
Efisiensi
pemipilan = (1-(b-c/a)) x 100%
a = berat tongkol jagung yang
dipipil
b = berat jagung pipil hasil pipilan
tangan
c = berat jagung pipil hasil pipilan
menggunakan alat
c.
Ambil 100 gram jagung secara acak, lalu
pisahkan biji jagung berdasarkan criteria sebagai berikut :
1. Biji
Utuh, yaitu biji jagung yang tidak patah, retak,maupun kutuan.
2. Biji
Rusak, yaitu biji jagung yang telah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh
udara panas, api, penimbunan panas, bertunas, beku akibat udara lembab, dll
3. Biji
Kutuan adalah butir-butir jagung yang diserang kutu atau berlubang-lubang yang
diakibatkan oleh serangga yang tercampur dalam butit jagung
4. Biji
Pecah, yaitu butir jagung yang pecah diakibatkan karena terlalu keringnya biji
jagung, atau akibat benturan dengan benda keras pada waktu proses pemipilan,
yang tercampur dalam biji-biji jagung.
5. Kotoran,
yaitu benda-benda lain (bukan jagung) yang tercampur dalam butir jagung,
seperti : biji-biji lain, butir tanah, batu kecil, pasir, ranting-ranting,
kotoran tikus, hama dan serangga yang mati, dan lain sebagainya.
d. Setelah terpisah-pisah masing-masingukuran
dan kriterianya, ditimbang dan dihitung presentasenya (seperti yang dilakukan
pada beras).
e. Ambil sample sebanyak 10 gram, lalu hitung
kadar air jagung menggunakan grain moisture tester
f. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan
syarat mutu jagung (lihat buku petunjuk praktek pengawasan mutu hasil pertanian
2 hal.7)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Beras
No.
|
Kriteria Beras
|
Berat (gram)
|
Ukuran (cm)
|
Presentase (%)
|
Kadar Air (%)
|
1
|
Beras Utuh
|
74
|
0,59
|
74/100x100% = 74%
|
14
|
2
|
Butir Patah
|
20
|
0,49
|
20/100x100% = 20%
|
14
|
3
|
Menir
|
2
|
0,19
|
2/100x100% = 2%
|
14
|
4
|
Butir Kapur
|
4
|
0,45
|
4/100x100% = 4%
|
14
|
5
|
Butir Kuning
|
||||
6
|
Butir Rusak
|
||||
7
|
Butir Merah
|
||||
8
|
Kotoran/benda asing
|
b. Jagung
Tabel pengamatan 2
No.
|
Kriteria Jagung
|
Berat(gram)
|
Diameter( cm)
|
Presentase (%)
|
Kadar Air (%)
|
1
|
Biji utuh
|
80
|
1
|
13,6
|
|
2
|
Biji Rusak
|
4
|
0,59
|
13,6
|
|
3
|
Biji Kutuan
|
12
|
0,84
|
13,6
|
|
4
|
Biji pecah
|
||||
5
|
Kotoran
|
Pada
100 gram beras, terdapat beras kepala sebanyak 74 gram,dengan ukuran 0,59 cm dan persentasenya 74% dan juga
kadar airnya 14%. Beras patah seberat 29 gram dengan ukuran 0,49 cm dan
persentasenya 74%. Ada menir seberat 1 gram, ukurannya 0.19 cm dan
persentasenya 1%. Dan butir kapur seberat 2 gram dengan ukuran 0,45 cm dan persentasenya
2%. Sedangkan butir kuning,butir rusak,butir merah dan kotoran/benda asing
tidak ada.
Pada
100 gram jagung terdapat 80 gram biji utuh dengan diameter 1 cm, persentasenya
80% dan kadar air 13,6%. Ada biji rusak seberat 4 gram dengan diameter 0,59 cm
dan persentasenya 4%. Biji kutuan ada 12 gram dengan diameter 0,84 cm dan
persentasenya 12%. Sedangakan biji pecah dan kotorannya tidak ada.
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 100 gram beras dan jagung lebih banyak ditemukan biji utuh dari pada biji-biji
yang lainnya.
mutu
beras
|
berat
minimum derajat sosoh (%)
|
kadar
air (%)
|
butir
patah (%)
|
menir
|
kapur
|
kuning
|
merah
|
benda
asing
|
butir
gabah (butir/ kg)
|
I A
|
90
|
14
|
25
|
2
|
3
|
3
|
3
|
10*/0,5**
|
30
|
I B
|
90
|
14
|
35
|
2
|
3
|
3
|
3
|
10*/0,5**
|
30
|
1C
|
90
|
14
|
40
|
2
|
3
|
3
|
3
|
10*/0,5**
|
30
|
II
|
75
|
14
|
35
|
2
|
3
|
3
|
3
|
10*/0,5**
|
30
|
SYARAT
|
|||
Karakteristik
|
Mutu
1
|
Mutu
2
|
Mutu
3
|
Kadar
air % ( bobot/bobot ),maksimum
|
14
|
15,5
|
15,5
|
Butir
pecah-pecah % ( bobot/bobot ),maksimum
|
3,0
|
5,0
|
9,0
|
Kadar
Kotoran % ( bobot/bobot ),maksimum
|
3,0
|
4,0
|
5,0
|
Biji
rusak dan kutuan % ( bobot/bobot ),maksimum
|
5,0
|
8,0
|
11,0
|
Dan dari beras dan
jagung hasil pengamatan yang kami lakukan, berdasarkan tabel standar mutu beras
dan jagung menunjukkan bahwa beras yang kami uji termasuk beras mutu 1 A, dan jagung yang kami uji termasuk
dalam jagung mutu 1.
6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. kacang
tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/beras
Anonim. 2013. Kedelai. http://id.wikipedia.org/wiki/jagung
Diakses pada tanggal 2
Desember 2013 pukul 15.35
Anonim. 1980. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar